Kamis, 01 Maret 2012

Lanjutan ...


Borobudur tidak hanya candi, ada banyak obyek wisata menarik yang layak dikunjungi. Meski tidak membawa kendaraan pribadi, Anda tidak perlu khawatir karena ada banyak sarana transportasi yang dapat digunakan.




Borobudur adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sudah dikenal di dunia internasional karena keberadaan Candi Borobudur yang merupakan monumen Buddha termegah serta kompleks stupa terbesar di dunia. Terletak 42 km arah barat daya Yogyakarta, Borobudur dapat dicapai menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Selain wisata candi, kawasan Borobudur juga memiliki potensi wisata lain yang tersebar di berbagai tempat.

Menuju Borobudur

·         Bus dari Yogyakarta - Borobudur
Wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi tak perlu khawatir akan transportasi menuju
Borobudur. Ada banyak mini bus yang melayani trayek Jogja - Borobudur dengan frekuensi keberangkatan antara setengah hingga satu jam sekali. Bus ini beroperasi mulai pukul 06.00 - 17.00 WIB. Anda dapat berangkat dari Terminal Giwangan maupun Terminal Jombor.
·         Sewa Mobil dari Yogyakarta
Jika menginginkan perjalanan yang lebih nyaman,
menyewa mobil dari Yogyakarta dapat menjadi pilihan. Ada banyak tempat persewaan mobil di Jogja dengan beragam pilihan kendaraan yang siap melayani Anda.

Sewa Motor

Menyewa motor selama di Borobudur akan mempermudah sekaligus memperluas ruang gerak. Anda bisa berkeliling ke tempat-tempat yang jauh semisal Bukit Punthuk Setumbu atau Puncak Suroloyo. Namun jika belum paham dengan kondisi serta lokasi daerah yang akan Anda tuju, lebih baik Anda naik ojek saja.
Tarif sewa sepeda motor: Rp 50.000 - Rp 70.000 / 12 jam. Telp: +62 81915524153

Sewa Sepeda

Bagi Anda yang memiliki jiwa petualang, menyusuri kawasan Borobudur yang masih asri dan memiliki udara yang segar menggunakan sepeda akan menjadi pilihan yang menyenangkan. Penyewaan sepeda tersebar di berbagai tempat seperti hotel-hotel tempat Anda menginap maupun di kawasan taman Candi Borobudur.
  • Tarif sewa sepeda onthel: Rp 20.000 / 10 jam
  • Tarif sewa sepeda federal: Rp 25.000 / 10 jam
  • Tarif sewa sepeda di areal candi: Rp 10.000
  • Tarif sewa sepeda tandem di areal candi: Rp 15.000

Naik Andong

Anda yang datang berombongan dan ingin mengunjungi kawasan perdesaan yang tersebar di berbagai titik, menyewa Andong adalah pilihan yang tepat. Selain bisa dinaiki beramai-ramai, Anda juga tidak perlu capek mengayuh seperti halnya saat Anda berkeliling menggunakan sepeda. Andong dapat dijumpai dengan mudah di terminal maupun pasar Borobudur. Andong wisata juga ada di dalam kompleks candi dan bisa digunakan untuk berkeliling mengitari candi.
  • Tarif andong keliling desa: Rp 75.000 (Rute: Dusun Klipoh - Desa Tanjungsari - Dusun Jowahan - Desa Wanurejo).
  • Tarif andong keliling candi: Rp 30.000 (untuk 4 orang sekali putaran).

Naik Kereta Kelinci (trackless train)

Selain berjalan kaki, bersepeda, atau naik andong, Anda juga bisa mengelilingi kompleks Taman Wisata Candi Borobudur menggunakan kereta mini atau yang biasa dikenal dengan nama kereta kelinci. Kendaraan ini biasanya menjadi favorit anak-anak.
Tarif kereta kelinci: Rp 5.000 / orang (sekali putaran)





Di kawasan Borobudur terdapat berbagai tempat wisata menarik dan beragam pilihan aktivitas yang dapat dilakukan. Mulai dari jelajah desa, bersepeda, safari gajah, naik kereta kelinci, menikmati sunrise dan sunset hingga wisata kuliner.




Jelajah Desa

Kawasan Borobudur dikelilingi oleh areal perdesaan yang asri dan memiliki udara yang segar. Selain itu, masing-masing desa juga memiliki keunikan dan pesona wisata tersendiri. Anda bisa mengunjungi Dusun Klipoh untuk belajar membuat gerabah atau berkunjung ke Dusun Jowahan untuk menyaksikan joglo kuno yang sudah berusia lebih dari 1 abad. Untuk mengunjungi desa-desa tersebut Anda bisa berjalan kaki, naik sepeda, atau naik andong.

Bersepeda

Menyusuri areal persawahan di pagi dan sore hari menggunakan sepeda akan menjadi aktivitas yang menyenangkan. Saat sore menjelang, Anda bisa bersepeda dari Candi Borobudur menuju Candi Pawon dan Candi Mendut, kemudian dilanjutkan dengan mengikuti ritual Chanting di Candi Mendut. Siang hari Anda bisa menyewa sepeda di dalam areal candi dan singgah ke Museum Kapal Samudraraksa dan Museum Karmawibhangga. Jangan lupa untuk membawa topi sebagai pelindung kepala dari sengatan sinar matahari.

Safari Gajah

Bosan dengan petualangan yang biasa-biasa saja? Bagaimana jika menjelajahi desa, sawah, dan sungai dengan menunggang gajah (elephant safari)? Terdengar menantang, bukan? Sembari duduk di punggung gajah, Anda bisa menyaksikan aktivitas masyarakat perdesaan secara langsung dan menikmati udara segar.


Naik Kereta Kelinci (trackless train)

Bagi keluarga dengan anak-anak yang masih kecil, mengelilingi Candi Borobudur sambil berjalan kaki tentu saja akan menjadi perjalanan yang sangat melelahkan. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan, berkeliling candi naik kereta kelinci (trackless train) bisa dijadikan alternatif menarik. Biasanya anak-anak lebih menyukai aktivitas ini.

 

Borobudur Sunrise

Menikmati terbitnya mentari di ufuk timur sebagai aktivitas pembuka hari akan menjadi pengalaman yang berkesan. Terdapat dua spot menarik yang bisa digunakan sebagai tempat menyaksikan Borobudur Sunrise. Yang pertama adalah berdiri di puncak candi dan Anda akan merasakan keheningan pagi di tengah keagungan candi. Sedangkan spot kedua berada di puncak Bukit Punthuk Setumbu. Untuk mencapai tempat ini Anda harus berjalan kaki melintasi hutan dan ladang. Dari ketinggian 400 m dpl Anda akan disuguhi pemandangan Borobudur yang berselimutkan kabut.

Borobudur Sunset

Sebagai penutup hari, Anda bisa berdiri di atas candi bersama jejeran stupa dan menikmati romantisnya suasana senja. Cahaya temaram yang perlahan melindap dan perubahan warna mega akan memberikan efek tenang dan damai bagi siapa saja yang melihatnya.

Wisata Kuliner

Rugi apabila Anda berkunjung ke suatu dareah dan tidak mencicipi makanan khasnya. Salah satu masakan di kawasan Borobudur yang sudah sangat melegenda karena kelezatan rasanya adalah Bakmi Pak Parno. Selain itu, Anda juga bisa mencoba tongseng jamur Pondok Selera yang terletak di Jalan Balaputradewa. Selain nikmat, tongseng jamur ini juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.




9 Fakta Mengagumkan tentang Candi Borobudur

1.      Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
2.      Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
3.      Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang 6 kilometer! UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
4.      Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi.
5.      Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
6.      Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).
7.      Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
8.      Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma, tentu saja tanpa bantuan komputer
9.      Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja.








Malioboro
Jalan Malioboro Yogyakarta
            Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.
Keramaian dan semaraknya Malioboro tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya.
Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.


2.1.1  Letak Geografis Obyek Wisata

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Alamat: Jl. Rotowijayan 1, Yogyakarta 55133, Indonesia

Candi Borobudur
Terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari Kota Yogyakarta, Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-Sumbing di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo di sebelah timur.

Malioboro
Berlokasi membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta









2.1.2  Atraksi Wisata

“ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat “
Selain memiliki kemegahan bangunan Keraton Yogyakarta juga memiliki suatu warisan budaya yang tak ternilai. Diantarannya adalah upacara-upacara adat, tari-tarian sakral, musik, dan pusaka (heirloom). Upacara adat yang terkenal adalah upacara Tumplak Wajik, Garebeg, upacara Sekaten dan upacara Siraman Pusaka dan Labuhan. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari klaim pihak asing.

Tumplak Wajik

Upacara tumplak wajik adalah upacara pembuatan Wajik (makanan khas yang terbuat dari beras ketan dengan gula kelapa) untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan dalam upacara Garebeg. Upacara ini hanya dilakukan untuk membuat pareden estri pada Garebeg Mulud dan Garebeg Besar. Dalam upacara yang dihadiri oleh pembesar Keraton ini di lengkapi dengan sesajian. Selain itu upacara yang diselenggarakan dua hari sebelum garebeg juga diiringi dengan musik ansambel lesung-alu (alat penumbuk padi), kenthongan, dan alat musik kayu lainnya. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pembuatan pareden.

Garebeg

Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ke-3), tanggal satu bulan Sawal (bulan ke-10) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan ke-12). Pada hari-hari tersebut Sultan berkenan mengeluarkan sedekahnya kepada rakyat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari Pareden Kakung, Pareden Estri, Pareden Pawohan, Pareden Gepak, dan Pareden Dharat, serta Pareden Kutug/Bromo yang hanya dikeluarkan 8 tahun sekali pada saat Garebeg Mulud tahun Dal.
Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga. Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Kedua gunungan ini ditempatkan dalam sebuah kotak pengangkut yang disebut Jodhang.
Gunungan pawohan terdiri dari buah-buahan segar yang diletakkan dalam keranjang dari daun kelapa muda (Janur) yang berwarna kuning. Gunungan ini juga ditempatkan dalam jodhang dan ditutup dengan kain biru. Gunungan gepak berbentuk seperti gunungan estri hanya saja permukaan atasnya datar. Gunungan dharat juga berbentuk seperti gunungan estri namun memiliki permukaan atas yang lebih tumpul. Kedua gunungan terakhir tidak ditempatkan dalam jodhang melainkan hanya dialasi kayu yang berbentuk lingkaran. Gunungan kutug/bromo memiliki bentuk khas karena secara terus menerus mengeluarkan asap (kutug) yang berasal dari kemenyan yang dibakar. Gunungan yang satu ini tidak diperebutkan oleh masyarakat melainkan dibawa kembali ke dalam keraton untuk di bagikan kepada kerabat kerajaan.
Pada Garebeg Sawal Sultan menyedekahkan 1-2 buah pareden kakung. Jika dua buah maka yang sebuah diperebutkan di Mesjid Gedhe dan sebuah sisanya diberikan kepada kerabat Puro Paku Alaman. Pada garebeg Besar Sultan mengeluarkan pareden kakung, estri, pawohan, gepak, dan dharat yang masing-masing berjumlah satu buah. Pada garebeg Mulud/Sekaten Sultan memberi sedekah pareden kakung, estri, pawohan, gepak, dan dharat yang masing-masing berjumlah satu buah. Bila garebeg Mulud diselenggarakan pada tahun Dal, maka ditambah dengan satu pareden kakung dan satu pareden kutug.

Sekaten

Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, KK Guntur Madu dan KK Nagawilaga, dari keraton untuk ditempatkan di Pagongan Selatan dan Utara di depan Mesjid Gedhe. Selama tujuh hari, mulai hari ke-6 sampai ke-11 bulan Mulud, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan (jw: ditabuh) secara bergantian menandai perayaan sekaten.
Pada malam kedelapan Sultan atau wakil yang beliau tunjuk, melakukan upacara Udhik-Udhik, tradisi menyebar uang logam (koin). Setelah itu Sultan atau wakil beliau masuk ke Mesjid Gedhe untuk mendengarkan pengajian maulid nabi dan mendengarkan pembacaan riwayat hidup nabi. Akhirnya pada hari terakhir upacara ditutup dengan Garebeg Mulud. Selama sekaten Sego Gurih (sejenis nasi uduk) dan Endhog Abang (harfiah=telur merah) merupakan makanan khas yang banyak dijual. Selain itu terdapat pula sirih pinang dan bunga kantil (Michelia alba; famili Magnoliaceae). Saat ini selain upacara tradisi seperti itu juga diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan upacara sekaten yang sesungguhnya.

Upacara Siraman/Jamasan Pusaka dan Labuhan

Dalam bulan pertama kalender Jawa, Suro, Keraton Yogyakarta memiliki upacara tradisi khas yaitu Upacara Siraman/Jamasan Pusaka dan Labuhan. Siraman/Jamasan Pusaka adalah upacara yang dilakukan dalam rangka membersihkan maupun merawat Pusaka Kerajaan (Royal Heirlooms) yang dimiliki. Upacara ini di selenggarakan di empat tempat. Lokasi pertama adalah di Kompleks Kedhaton (nDalem Ageng Prabayaksa dan bangsal Manis). Upacara di lokasi ini 'tertutup untuk umum dan hanya diikuti oleh keluarga kerajaan.
Lokasi kedua dan ketiga berturut turut di kompleks Roto Wijayan dan Alun-alun. Di Roto Wijayan yang dibersihkan/dirawat adalah kereta-kereta kuda. Kangjeng Nyai Jimat, kereta resmi kerajaan pada zaman Sultan HB I-IV, selalu dibersihkan setiap tahun. Kereta kuda lainnya dibersihkan secara bergilir untuk mendampingi (dalam setahun hanya satu kereta yang mendapat jatah giliran). Di Alun-alun dilakukan pemangkasan dan perapian ranting dan daun Waringin Sengker yang berada di tengah-tengah lapangan. Lokasi terakhir adalah di pemakaman raja-raja di Imogiri. Di tempat ini dibersihkan dua bejana yaitu Kyai Danumaya dan Danumurti. Di lokasi kedua, ketiga, dan keempat masyarakat umum dapat menyaksikan prosesi upacaranya.
Labuhan adalah upacara sedekah yang dilakukan setidaknya di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi. Di kedua tempat itu benda-benda milik Sultan seperti nyamping (kain batik), rasukan (pakaian) dan sebagainya di-larung (harfiah=dihanyutkan). Upacara Labuhan di lereng Gunung Merapi (Kabupaten Sleman) dipimpin oleh Juru Kunci Gunung Merapi (sekarang Januari 2008 dijabat oleh Mas Ngabehi Suraksa Harga atau yang lebih dikenal dengan Mbah Marijan) sedangkan di Pantai Parang Kusumo Kabupaten Bantul dipimpin oleh Juru Kunci Cepuri Parang Kusumo. Benda-benda tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat.tertutup untuk umum dan hanya diikuti oleh keluarga kerajaan.
Lokasi kedua dan ketiga berturut turut di kompleks Roto Wijayan dan Alun-alun. Di Roto Wijayan yang dibersihkan/dirawat adalah kereta-kereta kuda. Kangjeng Nyai Jimat, kereta resmi kerajaan pada zaman Sultan HB I-IV, selalu dibersihkan setiap tahun. Kereta kuda lainnya dibersihkan secara bergilir untuk mendampingi (dalam setahun hanya satu kereta yang mendapat jatah giliran). Di Alun-alun dilakukan pemangkasan dan perapian ranting dan daun Waringin Sengker yang berada di tengah-tengah lapangan. Lokasi terakhir adalah di pemakaman raja-raja di Imogiri. Di tempat ini dibersihkan dua bejana yaitu Kyai Danumaya dan Danumurti. Di lokasi kedua, ketiga, dan keempat masyarakat umum dapat menyaksikan prosesi upacaranya.
Labuhan adalah upacara sedekah yang dilakukan setidaknya di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi. Di kedua tempat itu benda-benda milik Sultan seperti nyamping (kain batik), rasukan (pakaian) dan sebagainya di-larung (harfiah=dihanyutkan). Upacara Labuhan di lereng Gunung Merapi (Kabupaten Sleman) dipimpin oleh Juru Kunci Gunung Merapi (sebagaimana pernah dijabat Mas Ngabehi Suraksa Harga atau lebih dikenal dengan nama Mbah Marijan) sedangkan di Pantai Parang Kusumo Kabupaten Bantul dipimpin oleh Juru Kunci Cepuri Parang Kusumo. Benda-benda tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat.
Jadwal pertunjukan harian di kraton
  • Senin - Selasa: Musik gamelan (mulai jam 10.00 WIB)
  • Rabu: Wayang golek menak (mulai jam 10.00 WIB)
  • Kamis: Pertunjukan tari (mulai jam 10.00 WIB)
  • Jumat: Macapat (mulai jam 09.00 WIB)
  • Sabtu: Wayang kulit (mulai jam 09.30 WIB)
  • Minggu: Wayang orang & pertunjukan tari (mulai jam 09.30 WIB)

Macapat
Macapat merupakan Tembang atau puisi tradisional Jawa yang dalam setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut Gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu.

Wayang Orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.


Wayang Golek
Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan. Pertunjukan ini mulai dipopulerkan di Tanah Jawa oleh Sunan Kudus.



Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.

Musik Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.

















2.1.3  Aksesibilitas
Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan dan kedatangan berpusat di Stasiun Kereta Api Tugu untuk kelas eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Lempuyangan untuk melayani angkutan penumpang kelas ekonomi dan barang. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur Timur-Barat sudah dibangun jalur ganda (double track) dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo. Berkaitan dengan keselamatan lalulintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemprov DIY mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal di masa mendatang.
Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km2 dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut di Provinsi DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.
Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil dan latihan terbang militer.

                                                 








BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Candi Borobudur
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).


Malioboro
Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

   Dari ketiga objek tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ketiga objek tersebut merupakan objek wisata yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Tak kalah dengan dunia intrnasional, Indonesia juga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang meliputi Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2. Disana para wisatawan akan menikmati keramah-tamahan masyarakat Yogyakarta maupun keraton.











3.2     Saran

          Dunia pariwisata di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat, tempat” objek wisata di Indonesia mulai di kenal oleh dunia Internasional. Nah, ini lah saatnya bagi masyarakat di Indonesia untuk berbondong-bondong menjaga, merawat, serta melestarikan objek” wisata yang ada di Indonesia. Berikut adalah saran kami bagi seluruh masyarakat Indonesia, antaralain :
- Kerjasama antara berbagai pihak yang terkait baik dalam lembaga pemerintah dan lembaga swasta dalam pariwisata perlu terus digalang dan dibina. Hal ini perlu, agar masalah-masalah yang timbul dapat diatasi bersama.
- Mempromosikan daerah-daerah yang mempunyai potensi pariwisata yang besar melalui brosur-brosur dan gambar-gambar yang menarik melalui hotel-hotel maupun tempat lain yang memungkinkan di Bali agar turis yang berwisata di Bali mengetahui bahwa masih ada daerah-daerah lain di Indonesia yang juga patut dikunjungi.
- Mengikuti secara lebih aktif bursa-bursa pariwisata yang ada, seperti misalnya ATF, BTO, Pasar Wisata dan bursa pariwisata lain.
- Melakukan promosi yang lebih gencar untuk daerah-daerah wisata yang berbatasan dengan Negara lain yang banyak dikunjungi oleh turis-turis dari Negara seberang, misalnya Batam yang berbatasan dengan Singapura banyak dikunjungi oleh orang-orang singapura untuk bermain golf karena pada saat krisis moneter ini harganya lebih murah; Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina juga sering dikunjungi oleh wisman yang berasal dari Filipina untuk berlibur.
- Menggalang kesadaran sikap masyarakat dalam menyambut kedatangan wisman melalui iklan yang bersifat himbauan di televisi karena televisi adalah media yang selama ini kita tahu lebih banyak dilihat dan didengar oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar